Senin, 05 November 2012

“MENGENANG JASA PAHLAWAN” PREEETTT..OMDO KALEE..YACH!!!


Nyamannya negeriku…!!! Tak terasa derita yang dahulu kita anggap tak akan kunjung usai ternyata bisa tuntas tiada tersisa sedikitpun, semua itu tak lain berkat jasa-jasa para pejuang pastinya kan. Cucuran keringat yang menetes setiap langkah melawan para penjajah yang hendak menghancurkan negeri kita, bukan jadi halangan bagi para pejuang terdahulu. Anak dan keluarga dirumah selalu menangis…!! Menanti sang ayah yang berjuang melawan para penjajah yang berencana meringkus kebahagiaan sebuah Negara yang aman dan damai awalnya. Sekarang semua penderitaan yang diciptakan para penjajah telah diubah menjadi sebuah kebahagiaan yang sampai sekarang kita rasakan berkat para pejuang khususnya. Perlu kita ingat, kita sebagai generasi bangsa seharusnya menghargai jasa-jasa pahlawan bukan justru sebaliknya, tanpa peran serta mereka kita tak akan merasakan kemerdekaan sekarang ini. Tetapi kenapa sekarang nyatanya, keluarga para pejuang terdahulu bukan malah dilindungi justru terasa diasingkan oleh rakyat khusunya pemerintah. Banyak yang diacuhkan, dan tak banyak para pejabat-pejabat tinggi seakan-akan menutup mata mereka dalam hal mengayomi para keluarga pejuang.
Seperti kasus Pilidar (istri Kapten Tantawi pejuang pada peristiwa Situjuh), www.antara-sumbar.com Jum’at. 15/01/2010 pukul18:34. Pilidar dan anak-anaknya sangatlah menderita. Sejak tahun 1965 tidak ada tunjangan yang diberikan pemerintah pada keluarganya. Padahal pada tahun 1963, ada rapel yang diberikan pemerintah pada keluarga, tetapi setelah itu tidak ada lagi, kata Ertalina, anak pertama Kapten Tantawi. Menurut penuturan Pilidar, pada tanggal 15 Januari 1949 tersebut, ia yang sedang mengandung anak kedua bersama anak pertamanya, Ertalina sedang berada dalam pengungsian di Batu Payuang karena keadaan di Air Tabit, rumah Kapten Tantawi beserta keluarga sudah tidak aman lagi.Lihat selengkapnya di website :
http://www.antarasumbar.com/berita/kab-lima-puluh-kota/d/11/75865/derita-istri-pejuang-tak-dapat-perhatian-pemerintah.html
“Malam sebelum kejadian, saya sempat bermimpi dengan mendiang. Beliau minta saya datang menjenguk ke Situjuh. Ternyata tiga hari kemudian saya mendapatkan kabar beliau telah mendahului, meninggal dalam tugas memperjuangkan bangsa,kata Pilidar”. Pilidar mengaku, dua tahun setelah kejadian, ia baru dapat mendatangi makam tersebut, karena situasi saat itu belum memungkinkan.Sepeninggal Kapten Tantawi, Pilidar hidup bersama dengan anaknya dengan menggantungkan pencarian pada profesi tani.
Sungguh malangnya nasib keluarga pejuang kemerdekaan kita seperti Pilidar dan keluarga pejuang Kapten Tantawi pada peristiwa Situjuh. Memang itulah manusia, tak sedikitpun merasa segala apa yang dimilikinya seakan-akan muncul begitu saja dan mengatas namakan semuanya adalah perjuangan mereka sendiri padahal justru sebaliknya. Segala kedamaian yang kita miliki kenyatannya asalah berkat jasa-jasa pahlawan yang rela berkorban demi kepentingan Negara untuk mewujudkan kemerdekaan.
Seharusnya sebagai wujud penghargaan kepada jasa-jasa pahlawan jangan OMDO aje… buktiin dengan wujud yang nyata bukan sekedar kata-kata. Apa susahnya sich.. membantu sedikit misalnya memberi tunjangan, rumah, serta segala apapun kiranya mampu meringankan beban keluarga para pejuang. Jangan hanya berucap “MENGENANG JASA PAHLAWAN” saja tetapi wujudnya belum terlaksana. Pemerintah juga, tega sekali melantarkan keluarga pejuang seperti Pilidar. Mereka butuh kita juga bukan malah diasingkan karena ayahnya telah usai bertugas. Harusnya kita sadar bahwa wafatnya para pejuang yang terdahulu tidak lain untuk memepertahankan kemerdekaan yang kita rasakan saat ini.
Bagi generasai muda seperti mahasiswa khususnya, usahakan hargai para pejuang dengan wujud yang nyata tidak usahlah bermodal berkata-kata. Karena OMDO hanyalah alat sementara dan tidak berdampak positif justru bagi keluarga pejuang itu merupakan wujud yang tak terasa sedikitpun bagi mereka. Mulai sekarang setiap ada keluarga atau sanak saudara dekat kita kiranya merupakan bagian dari keluarganya adalah bekas pejuang coba kita bantu semampu kita agar mereka merasa bahwa PERJUANGAN MEREKA (PARA PEJUANG) MASIH DIAKUI  BUKAN DILUPAKAN BEGITU SAJA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar